Tuesday 5 May 2020

Luruh


“Memang cinta bisa ditakar? Kayaknya, cinta sih cuma cinta doang. Cinta nggak kenal besar apa kecil. Cinta cuma satu,  nggak perlu takaran. Takaran bisa bikin cinta jadi dua. Dua bikin permusuhan. Permusuhan bikin kelahi.” – Ca Bau Kan, Remy Sylado.

Hari ini aku kehabisan kata
Ketika kau ambruk bersimpuh di hadapanku
Dengan napas yang tinggal satu-satu
Serta jejak kaki berdarah di belakangmu

“Aku lelah”, berulangkali kau ucapkan mantra itu
Sambil membasuh dirimu
Dengan rambut panjangmu
Yang kau basahi dengan air matamu
Sekelam itu kini hati dan jiwamu

Setelah semesta membalikan tangan
Dan menghancurkan delusimu
Tentang sebuah utopia
Dimana dirimu menjadi poros
Dari segala yang ingin kamu miliki

Kau mengira gravitasimu
Juga kepiawaianmu membagi jiwa
Cukup untuk menjaga duniamu
Dalam suatu tatanan yang teratur
Dan kini semuanya luruh menjadi abu
Tidak ada lagi yang tersisia untukmu

Berhenti bicara, sayang
Ampuni jiwamu sendiri
Berhenti berlari, sayang
Diamlah
Agar sekali ini
Bisa kau dengar suara nuranimu

No comments:

Post a Comment

Ambis

  Just yesterday another hullabaloo happened in twitter (surprise, surprise). This time it was about an infamous stand-up comedian slash inf...